Cerpen karya Siti Aisyah yang berjudul “Langkah Pertama Menuju Mimpi” berhasil menyentuh hati para juri. Cerpen ini mengangkat kisah perjalanan hidup seorang wanita yang berjuang untuk menemukan jati dirinya setelah melalui berbagai tantangan dalam kehidupan. Dengan narasi yang dalam dan penyampaian yang emosional, Siti Aisyah berhasil menggambarkan tema “Perjalanan” dengan cara yang unik dan menyentuh pembaca.
Proses seleksi lomba cerpen ini sangat ketat, dengan ribuan peserta yang mengirimkan karya mereka. Para juri, yang terdiri dari penulis, akademisi, dan ahli sastra, memberikan penilaian berdasarkan kreativitas, kualitas penulisan, serta kemampuan untuk mengangkat tema yang relevan dan menarik. Keberhasilan Siti Aisyah lolos dan menjadi penulis terpilih membuktikan kualitas cerpen yang ia tulis serta kemampuannya dalam menulis dengan gaya yang khas.
Dukungan dari dosen dan teman-temannya di PGMI UNU Purwokerto sangat berarti bagi Siti Aisyah selama proses pembuatan cerpen ini. Ia mengungkapkan bahwa ide cerpen tersebut datang dari pengalaman hidup yang ia amati dan refleksikan, serta banyak mendapatkan inspirasi dari diskusi dan bimbingan yang ia terima.
Prestasi ini tentunya membawa kebanggaan bagi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, khususnya bagi program studi PGMI. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa PGMI tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga mampu menghasilkan karya sastra yang diapresiasi di tingkat nasional.
Siti Aisyah berharap bahwa pengalamannya dalam lomba ini bisa menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus menggali potensi diri dan berkarya di berbagai bidang. Ia juga berharap karyanya bisa memberi pesan positif dan menginspirasi orang lain untuk terus menjalani perjalanan hidup dengan semangat dan optimisme.
]]>Dalam pelatihan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teknik dasar tari, tetapi juga mendalami filosofi di balik setiap gerakan. Salah satu pencapaian penting dari pelatihan ini adalah keterlibatan mahasiswa sebagai narasumber dalam berbagai acara seni dan budaya di lingkungan kampus maupun luar kampus.
Pelatihan ini berhasil membekali mahasiswa dengan kemampuan menari tradisional yang baik. Mereka tidak hanya memahami gerakan tari tetapi juga mampu memperagakan tarian dengan keindahan dan penghayatan yang mendalam. Hasil ini membuktikan bahwa pelatihan memberikan dampak nyata bagi pengembangan bakat dan minat seni mahasiswa.
“Pelatihan tari tradisional ini bukan hanya tentang keterampilan, tetapi juga tentang menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen pelestari seni tradisional di tengah arus globalisasi,” ujar Nasikhotun Nadiroh, M.Pd., dosen pembimbing kegiatan.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan dasar-dasar tari tradisional, seperti teknik gerakan, ritme, dan kostum yang digunakan. Mahasiswa kemudian mempraktikkan tarian tertentu secara berkelompok, di mana mereka didampingi oleh pembimbing untuk memastikan keselarasan gerak dan musik.
Kemampuan tari tradisional memberikan nilai tambah bagi mahasiswa PGMI, terutama dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Tari tradisional juga dapat menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai moral, kerja sama, dan penghargaan terhadap budaya.
Pelatihan tari tradisional ini merupakan salah satu langkah nyata PGMI UNU Purwokerto dalam mendukung pelestarian budaya lokal. Kegiatan ini melengkapi berbagai program lainnya, seperti mendongeng, seni lukis, dan pelatihan karya seni lainnya, yang bertujuan untuk mencetak pendidik yang kreatif dan berwawasan budaya.
Dengan adanya pelatihan ini, UNU Purwokerto berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pendidik yang kompeten, tetapi juga pelopor dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.
]]>Pelatihan ini dipandu oleh Mikyal Hardiyati, M.Pd., dosen yang berpengalaman dalam bidang penulisan ilmiah. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa belajar mulai dari dasar-dasar penulisan akademik, seperti pengutipan dan penggunaan referensi, hingga cara menyusun artikel ilmiah yang terstruktur.
Mahasiswa diberikan materi teori tentang pentingnya penulisan ilmiah dalam dunia pendidikan dan pengembangan karier. Selain itu, pelatihan juga mencakup praktik langsung, di mana mahasiswa menyusun artikel ilmiah dengan bimbingan intensif dari pembicara.
“Pelatihan ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk memahami proses menulis yang benar, mulai dari mencari referensi yang relevan hingga menyusun artikel sesuai standar jurnal terindeks. Kami berharap mahasiswa dapat berkontribusi lebih banyak di dunia akademik,” ujar Mikyal Hardiyati.
Pelatihan ini telah memberikan hasil yang nyata, yaitu meningkatnya kemampuan DTPS dan mahasiswa dalam memahami kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Lebih penting lagi, mereka kini mampu menghasilkan artikel yang siap dipublikasikan di jurnal terindeks Sinta.
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu dari banyak kegiatan yang diinisiasi Prodi PGMI UNU Purwokerto untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa. Pelatihan lainnya, seperti manajemen referensi, jurnalistik, dan diskusi ilmiah, juga secara rutin diselenggarakan untuk mendukung tercapainya lulusan yang kompeten dan inovatif.
Dengan adanya pelatihan ini, UNU Purwokerto berkomitmen untuk terus mendorong mahasiswa agar mampu menghasilkan karya akademik yang bermanfaat dan berdampak luas, baik dalam dunia pendidikan maupun masyarakat.
]]>Kegiatan ini menghadirkan dosen tetap program studi (DTPS) Faiz Barohinul Umam, M.Pd. sebagai narasumber, yang secara bergantian memberikan penjelasan mendalam tentang isi buku, relevansi dengan kebutuhan pembelajaran saat ini, serta aplikasinya di lapangan.
Mahasiswa berhasil memahami isi buku secara komprehensif, termasuk berbagai strategi pengembangan softskill seperti komunikasi, kerja sama, dan pemecahan masalah. Diskusi interaktif yang menyertai kegiatan ini juga membantu mahasiswa menghubungkan teori yang disampaikan dalam buku dengan praktik pembelajaran nyata.
“Softskill adalah aspek penting yang harus dikembangkan pada siswa sejak dini. Buku ini memberikan wawasan yang sangat relevan untuk calon pendidik agar mampu merancang pembelajaran yang holistik,” ujar Faiz Barohinul Umam, M.Pd., salah satu narasumber dalam kegiatan ini.
Kegiatan dimulai dengan presentasi narasumber yang menjelaskan isi utama buku, diikuti dengan pembahasan mendalam tentang setiap bab. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pendapat, dan mendiskusikan ide-ide inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran MI/SD.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengembangan softskill tetapi juga termotivasi untuk menerapkan strategi ini dalam praktik pembelajaran mereka di masa depan. Bedah buku ini juga melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap teori pendidikan.
Kegiatan bedah buku ini merupakan bagian dari upaya PGMI UNU Purwokerto untuk menciptakan calon pendidik yang unggul dalam pengetahuan dan keterampilan. Selain bedah buku, program lain seperti diskusi rutin, pelatihan karya ilmiah, dan pelatihan media pembelajaran juga dirancang untuk meningkatkan kualitas akademik dan profesional mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, UNU Purwokerto berharap mahasiswa PGMI tidak hanya memahami teori pendidikan secara mendalam, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan bermakna di lingkungan MI/SD.
]]>Pada kegiatan ini, mahasiswa bertindak sebagai narasumber secara bergantian, mempresentasikan ide-ide dan pandangan mereka tentang bagaimana ice breaking dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. FGD ini juga melibatkan diskusi aktif yang dipandu oleh dosen pembimbing.
Melalui FGD ini, mahasiswa PGMI berhasil memahami konsep dasar ice breaking serta aplikasinya dalam pembelajaran di sekolah dasar. Mereka juga mampu mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas ice breaking yang relevan untuk berbagai situasi di kelas. Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi secara kritis juga mengalami peningkatan yang signifikan.
“Diskusi seperti ini sangat penting untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dan memahami kebutuhan siswa di kelas. Ice breaking adalah salah satu cara efektif untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, terutama di pendidikan dasar,” ujar Faiz Barohinul Umam, M.Pd., dosen pembimbing kegiatan ini.
FGD dimulai dengan presentasi oleh mahasiswa yang berperan sebagai narasumber. Mereka memaparkan materi tentang teori ice breaking, manfaatnya, dan contoh aplikasinya dalam pembelajaran. Setelah presentasi, sesi diskusi dibuka untuk seluruh peserta, di mana ide-ide dikembangkan dan disempurnakan bersama.
Ice breaking menjadi alat penting dalam pembelajaran untuk menciptakan hubungan positif antara siswa dan guru, serta meningkatkan konsentrasi siswa. Strategi ini juga membantu siswa merasa lebih nyaman dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
FGD ini adalah salah satu bentuk komitmen Prodi PGMI untuk menciptakan calon pendidik yang kritis, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Kegiatan ini melengkapi pelatihan lainnya, seperti mendongeng, pembuatan media pembelajaran, dan desain grafis, untuk memberikan wawasan dan keterampilan yang menyeluruh kepada mahasiswa.
Dengan adanya FGD ini, UNU Purwokerto berharap mahasiswa PGMI mampu menjadi pendidik yang tidak hanya berkompeten di bidang akademik, tetapi juga mahir dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi siswa.
]]>Pelatihan yang dipimpin oleh Fina Raudlatul Jannah, M.Pd., dirancang untuk memberikan pendekatan komprehensif dalam pembelajaran tahfiz Al-Qur’an. Metode muroja’ah yang menjadi fokus utama pelatihan ini merupakan teknik pengulangan hafalan yang terbukti efektif dalam menjaga kualitas dan kuantitas hafalan para peserta.
Dalam serangkaian kegiatan, mahasiswa tidak sekadar menerima materi teoritis tentang teknik menghafal, melainkan langsung dibimbing untuk mempraktikkan metode muroja’ah secara langsung. Para peserta dilatih untuk mengembangkan strategi menghafal yang sistematis, mulai dari teknik menjaga konsistensi hafalan, metode pengulangan, hingga cara mengatasi hambatan dalam proses menghafal Al-Qur’an.
Proses pelatihan dilakukan secara bertahap. Mahasiswa dibimbing dalam: Teknik awal menghafal Al-Qur’an, Metode muroja’ah (pengulangan) yang efektif, Strategi menjaga konsistensi hafalan, Pendekatan spiritual dalam menghafal, dan Teknik mengatasi kesulitan dalam proses menghafal
Hasil dari kegiatan ini sangat menggembirakan. Sejumlah mahasiswa berhasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan menghafal Al-Qur’an. Beberapa di antaranya telah mampu menghafalkan beberapa juz dengan baik, serta mengembangkan metode muroja’ah yang personal dan efektif.
Program ini merupakan bagian dari upaya UNU Purwokerto dalam mengembangkan kualitas spiritual dan intelektual mahasiswa. Kegiatan serupa seperti tahsin Al-Qur’an, kajian tafsir, dan pembinaan spiritual keagamaan secara berkala diselenggarakan untuk mendukung pengembangan karakter mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, UNU Purwokerto berharap mahasiswanya mampu menjadi generasi yang tidak hanya memiliki hafalan Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, universitas terus berupaya mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, dan dekat dengan Al-Qur’an.
]]>Dalam diskusi ini, dosen tetap program studi (DTPS) bertindak sebagai narasumber secara bergantian. Setiap narasumber memaparkan pandangan dan analisis mereka mengenai topik tertentu yang sedang hangat diperbincangkan, seperti implementasi Kurikulum Merdeka, tantangan pembelajaran pascapandemi, hingga peran teknologi dalam pendidikan.
Diskusi rutin ini berhasil membuka wawasan mahasiswa mengenai isu-isu pendidikan yang relevan dengan situasi saat ini. Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi, memberikan pendapat, dan mengajukan pertanyaan kritis. Hal ini membantu mereka mengembangkan pola pikir analitis dan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas.
“Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir kritis dan memahami dinamika dunia pendidikan. Kami ingin mahasiswa PGMI selalu siap menghadapi perubahan dan tantangan dalam profesi mereka nanti,” ujar Fina Raudlatul Jannah, salah satu dosen narasumber dalam diskusi ini.
Diskusi diawali dengan presentasi oleh narasumber mengenai topik yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah presentasi, sesi tanya jawab dan diskusi terbuka dilakukan, di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan bertukar ide. Suasana diskusi yang interaktif dan konstruktif menjadi ciri khas kegiatan ini.
Diskusi rutin memberikan manfaat besar bagi mahasiswa, termasuk pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu pendidikan serta kemampuan untuk menganalisis masalah secara kritis. Kegiatan ini juga memperkuat hubungan akademik antara dosen dan mahasiswa, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif.
Kegiatan diskusi rutin ini merupakan bagian dari upaya Prodi PGMI UNU Purwokerto untuk mencetak pendidik yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga peka terhadap dinamika pendidikan. Diskusi ini melengkapi berbagai program lainnya, seperti forum diskusi mahasiswa, pelatihan karya ilmiah, dan seminar pendidikan.
Dengan adanya diskusi ini, UNU Purwokerto berharap dapat mencetak lulusan PGMI yang tidak hanya memahami teori pendidikan, tetapi juga siap menghadapi tantangan nyata di lapangan dengan wawasan yang luas dan keterampilan berpikir yang kritis.
Festival yang diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi Islam swasta ini menjadi ajang untuk menunjukkan bakat dan kemampuan mahasiswa dalam bidang seni dan olahraga. Aikoh Abil Ibnu Assyaghoni dan timnya yang terdiri dari Virda Miftahul Mubarok, Anni Warida, Intan Ayu Amalia, Viddaroin Azimul, Ridho Setiyadi, Ridho Ma’i Pratama, dan Kunyati, terpilih sebagai salah satu peserta yang berkompetisi pada tingkat nasional untuk mewakili Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto dalam bidang seni yaitu dengan membuat film pendek dengan judul “Maaf”.
Keikutsertaan Aikoh dan timnya dalam festival ini mencerminkan semangat mahasiswa PGMI UNU Purwokerto dalam mengembangkan potensi nonakademik di tingkat nasional dan internasional. Festival ini menjadi wadah untuk mengeksplorasi bakat seni dan olahraga, sekaligus menjalin hubungan dengan peserta lain dari berbagai institusi di Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara perguruan tinggi Islam swasta, meningkatkan kualitas mahasiswa, dan memperkenalkan budaya Islam yang kreatif. Aikoh Abil Ibnu Assyaghoni tampil dengan penuh semangat, membawa karya seni yang mencerminkan kreativitas, orisinalitas, dan pesan positif yang relevan dengan tema festival.
Pengalaman berharga yang diperoleh Aikoh dari festival ini tidak hanya mengasah keterampilannya, tetapi juga memperkuat identitas mahasiswa PGMI sebagai generasi muda yang mampu bersaing di berbagai bidang. Dukungan penuh dari Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjadi pendorong utama bagi mahasiswa untuk terus berkarya, berprestasi, dan membawa nama baik kampus di tingkat nasional maupun internasional.
]]>Diskusi ini bertujuan untuk menggali dan mempromosikan nilai-nilai karakter lokal yang terkandung dalam cerita rakyat Banyumas, seperti kerja keras, gotong royong, kejujuran, dan rasa hormat terhadap alam. Melalui pendekatan akademis dan dialog interaktif, peserta yang terdiri dari guru, mahasiswa, dan pegiat sastra diajak untuk memahami relevansi cerita rakyat dalam pembentukan karakter generasi muda.
Nasikhotun Nadiroh, M.Pd. menegaskan pentingnya cerita rakyat sebagai media pembelajaran yang efektif. “Cerita rakyat tidak hanya menyampaikan pesan moral, tetapi juga memperkenalkan identitas budaya lokal kepada generasi muda,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta, yang terlibat dalam diskusi mendalam mengenai pengintegrasian nilai-nilai tersebut ke dalam kurikulum pendidikan. Salah satu peserta menyampaikan, “Kegiatan ini membuka wawasan saya tentang bagaimana cerita rakyat dapat menjadi sumber pembelajaran karakter yang kaya dan relevan untuk anak-anak.”
Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk melestarikan budaya lokal Banyumas sekaligus mendukung pembentukan karakter yang kuat pada generasi penerus. Selain itu, hasil diskusi ini direncanakan akan diterbitkan dalam bentuk panduan pembelajaran berbasis cerita rakyat.
Dengan semangat melestarikan nilai-nilai budaya lokal, kegiatan ini menjadi bukti bahwa warisan sastra Banyumas masih memiliki relevansi besar dalam kehidupan modern.
]]>Tim pelatihan yang dipimpin oleh Maulida Khafidoh, M.Pd., terdiri dari Faiz Barohinul Umam, M.Pd. sebagai dosen anggota, serta Aikoh Abil Ibnu Assyaghoni sebagai mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan. Mereka fokus pada upaya meningkatkan keterampilan desain grafis dan literasi digital di kalangan generasi muda.
Tujuan utama kegiatan ini adalah membekali peserta dengan kemampuan praktis dalam merancang konten visual yang kreatif, komunikatif, dan estetis. Tim berupaya merancang pelatihan yang tidak sekadar mengajarkan teknik desain, melainkan juga mendorong kreativitas dan inovasi peserta.
Melalui serangkaian workshop intensif dan praktik langsung, tim berhasil mengembangkan metode pelatihan yang komprehensif. Peserta diajak untuk memahami prinsip-prinsip desain, menggunakan perangkat lunak desain terkini, dan mengembangkan portofolio visual yang menarik. Pendekatan ini bertujuan mempersiapkan peserta menghadapi tantangan industri kreatif di era digital.
Aikoh Abil Ibnu Assyaghoni, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan, mengungkapkan antusiasmenya. “Kami belajar bagaimana mengubah ide kreatif menjadi karya visual yang komunikatif,” katanya.
Keberhasilan tim UNU Purwokerto dalam menyelenggarakan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan keterampilan digital generasi muda. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan lahir desainer grafis yang tidak hanya terampil teknis, tetapi juga memiliki kreativitas dan inovasi tinggi.
Capaian ini membuktikan komitmen UNU Purwokerto dalam mendukung transformasi digital melalui pengembangan keterampilan kreatif. Semoga upaya ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ekosistem digital di Indonesia.
]]>