UNU PURWOKERTO MENYELENGGARAKAN KEGIATAN PARENTING MULTIPLE INTELLIGENCE

Purwokerto – Nasikhotun Nadiroh, M.Pd., seorang pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, berhasil memimpin tim dalam menyelenggarakan Kegiatan Parenting bertema “Multiple Intelligence Anak Usia Dini”. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan pada 8 Juni 2023  dengan melibatkan dosen dan mahasiswa.

Tim kegiatan yang dipimpin oleh Nasikhotun Nadiroh, M.Pd., terdiri dari Mikyal Hardiyati, M.Pd. sebagai dosen anggota, serta Kunyati dan Nurul Hidayah sebagai mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan. Mereka fokus pada upaya memberdayakan orang tua dalam memahami dan mengembangkan potensi multiple intelligence anak usia dini.

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman komprehensif kepada orang tua tentang konsep kecerdasan jamak (multiple intelligence) yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Tim berupaya merancang strategi yang memampukan orang tua mengenali dan mengembangkan berbagai jenis kecerdasan anak, mulai dari kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, hingga kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.

Melalui serangkaian workshop interaktif dan sesi konsultasi mendalam, tim berhasil mengembangkan pendekatan yang tidak sekadar memberikan pengetahuan teoritis, melainkan juga keterampilan praktis dalam mengidentifikasi dan mengasah potensi unik setiap anak. Metode yang dikembangkan bertujuan membantu orang tua menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan optimal anak.

Kunyati, salah satu mahasiswa yang terlibat, mengungkapkan pengalamannya. “Kami membantu orang tua memahami bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda dan cara belajar yang unik,” katanya.

Keberhasilan tim UNU Purwokerto ini menunjukkan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan tercipta pemahaman mendalam tentang pentingnya mengembangkan seluruh potensi kecerdasan anak.

Capaian ini membuktikan bahwa pendidikan anak usia dini bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan upaya komprehensif dalam menggali dan mengembangkan keunikan setiap individu. Semoga upaya ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan potensi generasi muda di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *